Usai Ferdy Sambo Dibawa ke Mako Brimob Depok Penjagaan Diperketat

 Jakarta Selesai perpindahan bekas Kadiv Propam Mabes Polri, Irjen Ferdy Sambo ke Mako Brimob Depok, pengamanan pada bagian depan basis instruksi itu tidak seperti umumnya. Kelihatan beberapa anggota Brimob berjaga-jaga di pos depan. Ada juga beberapa sepeda motor dinas dan sebuah kendaraan taktis terparkir rapi.  Slot Online Terpercaya

Pengamatan Liputan6.com, tidak kelihatan kendaraan yang masuk kebagian dalam lewat pos depan Mako Brimob Depok. Arus jalan raya di muka Mako Brimob terlihat lancar seperti umumnya. Awalnya, Kuasa Hukum Irjen Ferdy Sambo, Arman Hanis menjelaskan, kehadirannya ke Mako Brimob untuk menjenguk Ferdy Sambo yang ada di dalam Mako. Tetapi, faksinya tidak bisa berjumpa langsung dengan client-nya karena belum memperoleh ijin.

Tips Teratas Cara mengalahkan slot online

"Saya sebagai kuasa hukum Ibu PC atau kuasa hukum Pak FS, ini hari tiba ke Mako Brimob untuk bawa baju pada Pak FS dan menjenguk beliau, tetapi ini hari belum bertemu diberi ijin," tutur Arman ke mass media, Minggu (7/8/2022).

Arman mengharap, kuasa hukum bisa diberi ijin untuk berjumpa dengan Ferdy Sambo di masa datang. Disamping itu, awalnya faksinya sudah minta ijin ke psikis medis untuk memberi ijin ke isteri Putri Candrawathi, agar bisa menjenguk suaminya.

"Saya barusan diskusi dengan psikiater klinis minta supaya ibu PC bisa menjenguk atau berjumpa dengan Pak FS, Alhamdulillah ini hari mengucapkan syukur barusan diberi ijin oleh psikiater medis," sebut Arman.

Saat menjenguk ibu PC kelihatan tegas dan kuat untuk jalani periode susah. Tetapi sesampai di Mako Brimob Depok, faksinya tidak bisa berjumpa dengan Ferdy Sambo yang ada dalam Mako. Dianya mengharap di masa datang keluarga atau pen Dipercayakan 30 Hari

Bekas Kadiv Propam Polri, Irjen Pol Ferdy Sambo sepanjang 30 hari akan dipercayakan pada tempat khusus Mako Brimob Kelapa Dua Depok. Ini seperti panduan dari Inspektorat Khusus (Itsus) Polri.

Adapun Ferdy Sambo dipercayakan ke Mako Brimob Kelapa Dua Depok, karena diperhitungkan menyalahi kaidah dalam pengatasan awalnya kasus kematian Brigadir J alias Nofriansyah Yosua Hutabarat.