Lelaki itu badannya tambun. Tapi geraknya gesit serta luwes. Senyumnya merekah, ramah serta tenang. Ada tahi lalat di pipi kanannya. Kulitnya sawo masak. Tidak tampan, dan juga tidak buruk. Keseluruhannya ia nampak humble. Performanya enjoy, bersih serta trendy. Tetap kenakan kaos dengan topik. Sesuai situasi terbaru.
Seperti sekarang ini, Juara kenakan kaos hitam dengan tulisan tagar: #LawanCorona. Begitu juga istrinya. Kaos itu entahlah membeli dimana, dirahasiakannya. Dari beberapa waktu ini telah sepuluh orang yang bertanya kaos itu. Selanjutnya semasing pesan kaos yang sama.
Juara Festival, demikian ia dipanggil. Orang tuanya wafat saat umurnya baru sepuluh tahun. Juara juga selanjutnya turut neneknya yang buka toko di dalam rumah. Kakeknya telah lama tanpa. Ada susah serta kesendirian yang perlu dijamin, untuk seorang anak yatim piatu. Disamping itu ke-2 orang tuanya memberatkannya dengan nama yang tidak umum, Jadi Juara (baca Yadi Juara).
Lalu darimanakah nama Juara Festival itu berawal, ceritanya panjang.
Juara tinggal dalam suatu kluster terlepas yang cukup eksklusif. Tetapi dari 50 rumah yang ada disana tempat tinggalnya paling simpel. Masih rumah asli dari pengembang yang belum diperbaiki.
Istrinya cantik, dua anaknya nampak kecukupan. Juara tidak miskin, tapi pun tidak nampak kaya. Walau sebenarnya kesemua orang tahu, orang yang tinggal di kluster itu tentu orang berpunya. Orang seringkali berpikir bingung. Istrinya tiap hari menyupir mobil box buluk, tua. Tapi satu waktu ada yang menyaksikannya bawa tas Dior keluaran paling baru.
Orang juga menanyakan, ia itu kaya atau miskin sich. Dari sini kearifan seorang juara bicara. Kearifan seorang bisnisman sejati.
Manfaat Dan Keuntungan Baca Artikel Bola Online
Manfaat Dan Keuntungan Baca Artikel Bola Online
Dengan jaga jarak, tiap orang 2 mtr., antrean panjang itu bersumber di dalam rumah Juara. Satpam kluster sedikit kerepotan sebab antrean itu sampai ke jalan raya. Iyaa. Ini ialah musim menjaga jarak, tapi kemauan orang untuk beli disinfektan terus melonjak.
Istri Juara di muka rumah dengan kaos oblong #MelawanCorona serta celana jins sedang layani konsumen. Juara repot menulis suatu hal. Lalu ia hentikan antrean serta menempatkan karton itu pada dinding teras.
"Sebab jumlahnya keinginan, disinfektan harga naik, 30 ribu perbotol, hand sanitaizer, jadi 40 ribu perbotol. Tiap orang optimal beli 10 botol, ttd, Jadi Juara."
Antrean sama-sama melihat ke belakang mereka serta memperlihatkan kecemasan. Tetapi mereka masih bertahan serta tidak keluar dari antrean. Itu berarti mereka menyetujui harga yang diputuskan oleh Juara.
"Pah, stock masih cukup?" bertanya istrinya.
"Cukup buat ini hari, kelak sore akan dikirim lagi. Itu lima dus yang di mobil belum dikeluarkan."
"Ada yang nanyain vitamin C serta ekstrak jahe merah, kita dapat sediain tidak?"
"Lho kok vitamin C."
"Saya baca kabar tempo hari, untuk hindari virus seharusnya konsumsi vitamin c."
Mata Juara bersinaran.
"Oke, kelak saya contact rekan yang kerja di apotek."
Saat masih kecil, Juara bukan anak kecil yang kekurangan. Neneknya kaya, tapi bagaimana juga nenek ialah bukan orang tuanya. Jadi ia juga tidak bebas untuk meminta ini itu kepadanya.
Kebutuhan-kebutuhan sekolah dipenuhi oleh baik. Uang belanja ada, tapi terkadang Juara ingin suatu hal lainnya, yang tidak kemungkinan disebutkan pada nenek. Juara bukan anak yang mencolok di kelas. Nilainya tidak bagus, tetapi cukup untuk selalu naik kelas.
0 on: "Juara Festival"